Sabtu, 11 Juli 2009

SUNAH RASULULLAH

TIDAK MINUM SUSU BERSAMA DAGING
TIDAK MAKAN DAGING BERSAMA IKAN
TIDAK MAKAN IKAN BERSAMA SUSU
TIDAK MAKAN AYAM BERSAMA SUSU
TIDAK MAKAN IKAN BERSAMA TELUR
TIDAK MAKAN IKAN BERSAMA DAUN SALAD
TIDAK MINUM SUSU BERSAMA CUKA
TIDAK MAKAN BUAH BERSAMA SUSU CTH : KOKTAIL
MAKANLAH BUAH SEBELUM MAKAN NASI.
TIDUR 1 JAM SETELAH MAKAN TENGAH HARI.
TIPS UNTUK PENDERITA MAAG
1.HINDARI MINUM OBAT REMATIK KARENA OBAT INI KADANG2 BISA
MENGHILANGKAN RASA NYERI DI LAMBUNG PADAHAL LAMBUNGNYA TAMBAH PARAH
2.HINDARI ASAP ROKOK KARENA DAPAT MEMBUAT PERUT TERASA
PENUH SEHINGGA TIDAK MERASA LAPAR.
3.HINDARI MAKAN KEJU DAN COKLAT
4.HINDARI MINUM KOPI KARENA DAPAT MENINGKATKAN ASAM LAMBUNG
5.HINDARI MENGKONSUMSI MAKANAN YG PEDAS DAN ASAM KARENA DAPAT MERANGSANG LAMBUNG.
6.HINDARI SAYURAN SEPERTI KOL DAN SAWI DAN BUAH2HAN (KEDONDONG, NANGKA, DAN BUAH YG DIKERINGKAN) KARENA MEMPRODUKSI GAS
7.HINDARI MINUMAN SODA.
8.HINDARI KEADAAN STRES.

Jumat, 10 Juli 2009

KEPUTIHAN

Banyak kaum hawa yang mengeluh mengenai fenomena yang satu ini. Ada yang merasa jijik, khawatir terjadi apa-apa pada alat reproduksinya, atau kadang ada juga yang tidak mau tau akan kedatangan si putih ini. Keputihan sangat akrab dengan kaum hawa tapi tidak semuanya mengerti atau paham apa itu si putih atau keputihan. Disini saya mau berbagi sedikit ilmu atau informasi mengenai keputihan.

A. PENGERTIAN
Keputihan ( Fluor albus, Leukorhoea atau white discharge )
(fluor = cairan kental, albus = putih) adalah adalah istilah untuk menggambarkan gejala keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi melalui vagina, selain darah. atau Keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa saja terasa gatal, panas atau perih, kadang berbau, atau malah tidak merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi karena tergangggunya keseimbangan flora normal dalam vagina karena berbagai penyebab.

Secara fisiologis (normal) keluarnya getah yang berlebihana dari vulva (biasanya lendir ) dapat dijumpai pada:
Waktu ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim;
Waktu menjelang dan setelah haid;
Seorang wanita yang mengalami rangsangan seksual. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada sanggama dan
Kehamilan yang mengakibatkan meningkatnya suplai darah ke daerah vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
Bayi baru lahir hingga berusia kira-kira 10 hari. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen dari ibunya.
Masa sekitar menars atau pertama kalinya datang haid . Keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen.
Akseptor kontrasepsi pil dan akseptor IUD.
Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang menderita penyakit kronik, atau pada wanita yang mengalami stres.

Tanda-tanda abnormal
Biasanya keputihan yang abnormal ditandai adanya sekret yang berbeda dengan menimbulkan gejala lain pada penderita.
Beberapa perubahan yang dapat ditemukan misalnya: bau yang tidak enak, sekret berwarna, keputihan bersemu darah, atau keputihan yang menimbulkan rasa gatal. Adakalanya keputihan terjadi bersama adanya iritasi pada selaput lendir atau kulit di daerah kemaluan sehingga terasa perih atau panas, apalagi bila tersentuh air saat berkemih.

Ciri-ciri keputihan abnormal, antara lain:
• Sekret berlebihan, putih seperti kepala susu dan menyebabkan bibir kemaluan gatal. Kemungkinan penyebab: Infeksi jamur kandida. Sering terjadi pada kehamilan dan pada pengobatan dengan antibiotik, penderita diabetes mellitus, akseptor pil KB.
• Sekret berlebihan, warna putih kehijauan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Kemungkinan penyebab: Infeksi trikomonas, termasuk penyakit menular seksual, atau mungkin terdapat tampon di dalam vagina yang terlupa dikeluarkan atau ada benda asing didalam vagina.
• Keputihan disertai nyeri perut bagian bawah atau nyeri panggul belakang dan badan terasa sakit atau meriang. Kemungkinan penyebab: infeksi pada organ di dalam rongga panggul, misalnya infeksi pada saluran telur.
• Sekret sedikit atau banyak, berupa nanah, rasa sakit dan seperti terbakar saat berkemih, terjadi beberapa waktu setelah hubungan seksual dengan pasangan yang sedang ada keluhan pada kemaluannya. Kemungkinan penyebab: Infeksi pada serviks yang disebabkan penyakit menular seksual, misalnya gonore.
• Sekret kecoklatan, seperti darah terjadi setelah senggama. Kemungkinan penyebab: Adanya erosi pada mulut rahim (porsio).
• Sekret bercampur darah, terjadi ditengah siklus haid atau setelah senggama. Kemungkinan penyebab: Adanya polip pada serviks.
• Sekret bercampur darah, disertai bau yang khas akibat banyaknya sel-sel yang mati. Kemungkinan penyebab: Adanya proses keganasan (kanker) di serviks.

Bila terjadi keputihan yang abnormal, jangan menambah permasalahan dengan menyiramnya dengan air hangat/ panas, digaruk, disabuni dengan menggosok berlebihan. Bersihkanlah dengan air dingin, pakai pakaian dalam katun yang agak longgar, jangan pakai stocking atau celana ketat

Pemakaian jamu, berendam dengan air sirih dan lain-lain umumnya hanya mengurangi gejala. Bila ada infeksi jamur, kurangi konsumsi gula dan karbohidrat. Jangan sampai terlambat mencari pertolongan untuk kepastian diagnosa. Hubungi segera dokter terdekat.Untuk mengetahui organ reproduksi bagian dalam, biasanya diperlukan pemeriksaan perabaan melalui anus, sehingga tidak mengganggu keutuhan selaput dara. Sekret yang keluar dari lubang vagina diambil dengan kapas lidi (cotton bud) dan diperiksa di laboratorium. Bila remaja putri ini menderita PMS, maka pasangan seksualnya harus diperiksa dan diobati juga.

B.PENYEBAB KEPUTIHAN
Penyebab terjadinya Keputihan dapat disebabkan kondisi non patologis (bukan penyakit), dan kondisi patologis (karena penyakit)
Penyebab Non Patologis (bukan penyakit):
•Saat menjelang Menstruasi, atau setelah Menstruasi
•Rangsangan Seksual, saat wanita hamil
•Stress, baik fisik maupun psikologis
Penyebab Patologis (karena penyakit):
•Infeksi Jamur (kebanyakan jamur (Candida albicans )
•Infeksi bakteri (kuman E. coli, Sthaphilococcos )
•Infeksi Parasit jenis Protozoa (umumnya Trichomonas vaginalis )
•Penyebab lain bisa karena infeksi Gonorhoe (GO / Kencing nanah ), karena sakit yang lama, kurang gizi, anemia, dan faktor hyegiene (kebersihan) atau pemakaian tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi, rambut yang tak sengaja masuk ke vagina, pemakaian antibiotika yang terlalu lama dan lain-lain.


C.GEJALA KEPUTIHAN
Gejala keputihan dibagi 2 kelompok:
Gejala keputihan bukan karena penyakit:
•Cairan dari vagina berwarna bening
•Tidak berwarna, Tidak berbau, Tidak gatal
•Jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak
Gejala keputihan karena penyakit:
•Cairan dari vagina keruh dan kental
•Warna kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan
•Berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal
•Jumlah cairan banyak

D.PENCEGAHAN
Jaga Kebersihan Vagina (bersihkan dengan air bersih.Hindari pemakaian antiseptik atau hanya atas saran dokter)
Hindari celana dalam ketat apalagi yang berbahan nylon, sebaiknya pakai bahan katun dan jangan lupa ganti setiap hari atau saat terasa basah/lembab karena jamur sangat senang berkembang biak di bagian tubuh yang lembab.
Membasuh atau membilas vagina dari depan ke belakang agar kotoran dari anus tidak tertiggal atau masuk ke vagina.
Menghindari duduk di toilet umum (kecuali terpaksa, setelahnya bilas dengan air bersih sampai bersih)
Ganti pembalut (di kala menstruasi) tepat waktu.

E.PENGOBATAN
Pengobatan keputihan bergantung kepada penyebabnya.
Misalkan keputihan akibat infeksi, mutlak diperlukan anti infeksi. Pemilihan anti infeksi disesuaikan dengan jenis mikro-organismenya. Jika penyebabnya jamur, maka diberikan pengobatan anti jamur, jika karena bakteri diberikan antibiotik (sesuai jenis kuman), jika penyebabnya protozoa (Trichomonas vaginalis) diberikan obat anti parasit dan seterusnya. Pememeriksa cairan vagina diperlukan untuk mengetahui jenis mikro-organisme penyebab keputihan agar dapat ditentukan obat yang tepat. Sedangkan pemeriksaan lebih spesifik dan akurat untuk keputihan karena kuman adalah test kepekaan kuman, dengan test ini dapat ditentukan jenis antibiotikanya.








.

Apa itu Kanker Serviks???

A.PENGERTIAN

Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal (yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringana tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker adalah tumor yang bersifat ganas. Kanker bukan merupakan penyakit menular (Diananda, 2008).

B.ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Etiologi pasti kanker leher rahim belum diketahui. Namun ada keadaan tertentu yang berhubungan erat dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai faktor resiko. Faktor-faktor dibawah ini dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks :

1. Melakukan hubungan seksual pada usia muda (kurang dari 16 tahun).
2. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan.
3. Kebersihan genitalia yang buruk.
4. Wanita yang merokok.
5. Riwayat penyakit kelamin seperti herpes dan kutil genitalia.
6. Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan
jarak persalinan yang terlalu dekat.
7. Defisiensi zat gizi. Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa
defisiensi asam folat dapat maningkatkan risiko terjadinya kanker serviks
pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
8. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun.


C.TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda dan gejala klinis terjadinya kanker leher rahim adalah sebagai berikut:
1.Keputihan, yang makin lama makin berbau busuk.
2.Perdarahan setelah melakuakn hubungan seksual, yang lama-kelamaan dapat
terjadi perdarahan spontan (walaupun tidak melakukan hubungan seksual).
3.Berat badan yang terus menurun.
4.Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
5.Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau,
dan dapat bercampur dengan darah.
6.Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering timbul.
7.Rasa nyeri di sekitar genitalia.
8.Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.
Bila nyeri terjadi disekitar pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis.
Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
9.Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
bawah(rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal, atau timbul gejala-gejala
akibat metastasis jauh. (Diananda, 2008).

D.DIAGNOSIS DAN SKRINING

1.Diagnosis

Kanker serviks dalam stadium awal bisa didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan sitologi melalui Pap Smear pada cairan serviks. Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan Pap Smear dalam 10 tahun belakangan (Yatim, 2005).
Prosedur penentuan diagnosis adalah sebagai berikut:
1.Anamnesa, untuk mencari faktor predisposisi dan keluhan penderita. Keputihan
dan perdarahan abnormal pervaginam merupakan keluhan utama pasien yang
dicurigai menderita kanker serviks invasif.
2.Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan ginekologi dan pemeriksaan kelenjar
inguinal.
3.Pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, BNO-IVP, sitoskopi, retroskopi, CT
scan optional, MRI, serta bone survey, terutama jika menentukan jauhnya metastase.
4.Biopsi serviks untuk menentukan jenis hispatologi.
5.Untuk deteksi kanker serviks stadium dini dapat dilakukan beberapa cara mulai dari
uji pap konvensional, IVA, papnet, thin prep, servikografi, uji HPV, dan
kolposkopi. (Rasjidi, 2007)

2.Skrining
Kanker serviks sebenarnya bisa dicegah dengan mengurangi risiko terinfeksi HPV dan menyebarnya pra-kanker menjadi kanker. Caranya antara lain, tidak bergonta-ganti pasangan hubungan seksual, menunda waktu hubungan seksual, tidak punya anak pada usia sangat muda, memakai kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan yang berisiko tinggi terinfeksi menular seksual, gizi seimbang, dan tidak merokok. Selain itu, para perempuan dianjurkan agar memeriksakan diri sejak dini untuk mengetahui apakah leher rahim normal atau tidak sekaligus mendeteksi adanya fase pra kanker. Kombinasi vaksinasi dan screening dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit ini (Bustan, 2007).
Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan dengan pap smear test, di negara maju deteksi dini menurut Papanicolaou ini memperlihatkan hasil memuaskan dengan menurunnya angka kematian karena kanker serviks lebih dari separuhnya. Kendala di negara sedang berkembang dengan cara ini adalah biaya tes relatif mahal, minimnya jumlah tenaga ahli dan kurangnya pengorganisasian secara rapi. Oleh karena itu, metode sederhana yang lebih praktis dan murah untuk digunakan dalam skrining atau penapisan kankaer leher rahim secara nasional di negara-negara sedang berkembang adalah inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) (Kompas, 2009).

E. KLASIFIKASI KLINIS
Stadium dari kanker serviks dibawah ini termasuk
1.Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini
ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serfiks.
2.Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
3.Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum
menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
4.Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
5.Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti
kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh,
seperti paru-paru, hati, atau tulang

F.PENGOBATAN
Tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin jika perubahan awal dapat dideteksi sedini mungkin, Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah sebagai berikut:
1.Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2.Cone biopsy, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim,
termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang
lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pra-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1.Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2.Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal. (Diananda, 2008)